"Kami pedagang kecil kesulitan mendapat stok dari server pulsa kami. Sering kami mendapat pesan sms balasan stok Tsel kosong, ataupun gangguan akibat kosong", aku beberapa pengecer pulsa. "Pun kalau stok Telkomsel ada, harga pulsanya pun mahal".
Kebanyakan mereka bingung dan "saya tak tahu lagi kemana harus menggantungkan nasib". Yup! Cluster Telkomsel tidak mendukung ekonomi kerakyatan. Padahal kehadiran server pulsa elektrik justru membantu para pengecer pulsa yang bermodal minim untuk mendapatkan stok pulsa dengan saldo deposit yang terjangkau.
Bahkan di salah satu server pulsa, deposit hanya cukup Rp50ribu, sudah bisa transaksi isi pulsa elektrik, pulsa listrik (voucher PLN), bahkan voucher game. Dengan modal yang minim tersebut, server pulsa bahkan menjangkau pengecer yang malah tidak tersentuh oleh program M-Kios.
So, apakah clusterisasi Telkomsel mendukung ekonomi kerakyatan? Silakan jawab melalui komentar di bawah ini.. :)
dasar pemikiran clusterisasi teh d mana nya? meuni aneh2 wae...nyangsraken pisa...