Clusterisasi Telkomsel Berefek Stok MKios Langka, Pulsa Mahal

cluster Telkomsel
Sejak diberlakukannya clusterisasi Telkomsel yang diterapkan pada awal tahun 2012 ini, banyak para agen pulsa yang mengeluh stok kosong. Belum lagi para pedagang pulsa eceran yang kesulitan mendapat stok MKiosnya. Keadaan semakin diperparah dengan pedagang-pedagang pulsa kecil maupun pengecer pulsa elektrik keliling yang mengandalkan stok pulsa multinya dari server pulsa elektrik.


"Kami pedagang kecil kesulitan mendapat stok dari server pulsa kami. Sering kami mendapat pesan sms balasan stok Tsel kosong, ataupun gangguan akibat kosong", aku beberapa pengecer pulsa. "Pun kalau stok Telkomsel ada, harga pulsanya pun mahal".

Kebanyakan mereka bingung dan "saya tak tahu lagi kemana harus menggantungkan nasib". Yup! Cluster Telkomsel tidak mendukung ekonomi kerakyatan. Padahal kehadiran server pulsa elektrik justru membantu para pengecer pulsa yang bermodal minim untuk mendapatkan stok pulsa dengan saldo deposit yang terjangkau.

Bahkan di salah satu server pulsa, deposit hanya cukup Rp50ribu, sudah bisa transaksi isi pulsa elektrik, pulsa listrik (voucher PLN), bahkan voucher game. Dengan modal yang minim tersebut, server pulsa bahkan menjangkau pengecer yang malah tidak tersentuh oleh program M-Kios.

So, apakah clusterisasi Telkomsel mendukung ekonomi kerakyatan? Silakan jawab melalui komentar di bawah ini..  :)
Bisnis Pulsa

Program Outlet Pasti Murah Telkomsel Berhasil Naikkan Penjualan M-Kios



Program outlet pasti murah (OPM) yang digeber Grapari Telkomsel Denpasar
mampu meningkatkan volume transaksi penjualan sebesar 40% dan
memberikan keuntungan 30% dibanding penjualan yang mengikuti tren pasar.


Putu Wardana, pemilik Lembongan Cell Denpasar mengatakan sejak
mengikuti program OPM penjualan eceran pulsa elektronik di outletnya
naik tajam. Sebelum ikut program OPM dia hanya mampu menjual pulsa elektrik 6.000 transaksi per bulan, kini bisa mencapai 10.000 transaksi
atau naik 40%.


“Keuntungan outlet kami juga naik sekitar 30%,” kata Wardana kemarin.


Menurut Wardana untuk mengikuti program ini outlet diharuskan membeli pulsa
dari M-kios dan menjual dengan harga lebih mahal Rp1.000 dari
denominasi. Misalnya pulsa seharga Rp5.000 dijual seharga Rp6.000 dan
seterusnya. Padahal di pasaran ada yang menjual lebih mahal dari harga
tersebut.


Kata dia program yang telah dia ikuti selama 3 bulan
ini membuat penjualan lebih kompetitif dan memberikan keuntungan ganda.
Selain kenaikan yang cukup signifikan kios yang megikuti OPM akan
diikutkan dalam doorprize setiap 3 bulan dengan hadiah menarik.


Program outlet murah Telkomsel ini juga mendongkrak penjualan kartu perdana, terutama Kartu As. Wardana menjelaskan karena harga yang kompetitif
pemakaian Kartu As yang mayoritas dimiliki pelajar dan anak muda ikut
naik pula.


Corporate Communication Telkomsel Bali Nusra Hari Purwanto mengatakan Lembongan Cell merupakan salah satu dari 88 OPM di Denpasar. Saat ini terdapat 450 kios se-Bali yang mengikuti program OPM.
“OPM ini dirintis oleh Grapari Denpasar dan dalam waktu dekat diadopsi di daerah lain karena memberikan keuintungan baik kios maupun pelanggan,” kata Hari di sela-sela Roadshow Telkomsel Beyond Bali
kemarin.











 [http://www.bisnis.com/industri/telematika/32020-program-outlet-murah-dongkrak-penjualan-telkomsel]